Tutorial Pemasangan Fiber Optik #1


 Sebelum dilakukan penarikan optik melalui polongan pada system duct, polongan tersebut harus dipasang sub duct terlebih dahulu.
Dalam satu polongan duct dipasang sub duct. Sub duct ini perlu karena digunakan untuk memudahkan penarikan optik.
Sesuatu yang perlu diperhatikan dalam pemasangan sub duct yaitu :
  • Tegangan penarikan dan kelengkungan sub duct harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku.
  • Pemasangan maupun penarikan seub duct ada baiknya dilakukan oleh tenaga manusia. Bila menggunakan winch, tegangan tarik harus terus diawasi melalui pengukur tegangan yang umumnya terpasang pada winch truck.
  • Tegangan dan speed tarik sub duct harus lebih rendah dari spesifikasi teknis yang berlaku.
  • Hindari penarikan yang dapat menyebabkan sub duct cacat atau rusak, missal yaitu penarikan yang dilakukan secara paksa, karena dapat merusak serat bagian dalam.
  • Tegangan dan kecepatan tarik yang diizinkan pada waktu pemasangan adalah sbb:
· Tegangan tarik maksimal : 200 kg
· Pull Speed maksimal : 20 m/min

a. Material dan Peralatan
Material dan peralatan yang digunakan terlihat pada tabel berikut :
  • Material
material yang dibutuhkan
  • Tools / Peralatan
peralatan yang dibutuhkan

FAktor yang Mempengaruhi Fiber OPtik

1.Attenuation (Penurunan)
Ketika sinar melewati media fiber, akan mengalami penurunan daya akibat redaman, pembiasan dan efek lainnya. Dengan kata lain, besar kecilnya power yang di terima akan dipengaruhi oleh perbedaan besarnya daya yang dikirim dan penurunan kualitas selama proses ‘perjalanan’ sinar tersebut. Singkatnya, Attenuation adalah penurunan kualitas sinar yang dialamin ketika pengiriman sinar sampai ke penerima sinar di media fiber.
2.Dispersion (Penyebaran)
Ketika sinar melewati media fiber, sinar tersebut akan membawa informasi data dalam jumlah yang besar melalui jarak yang jauh. Singkatnya, Dispersion adalah kemampuan pita lebar untuk membawa data yang disalurkan / dirambatkan dalam media optikal fiber.
3.Bandwidth (Jumlah Data)
Ketika sinar merambat akan menggunakan frekuensi tertentu. Besar kecilnya frekuensi yang digunakan akan mempengaruhi besar kecilnya kapasitas informasi data yang akan dibawa.



Source : http://fiberoptic.net.id/index.php?option=com_content&view=article&id=96:faktor-faktor-yang-mempengaruhi-dalam-transmisi-media-fiber&catid=38:sejarah-fiber-optic&Itemid=168

Komponen Pemasangan Fiber Optic


Terdiri atas connector, pigtail, SFP, Patch cord, ODF, Wall mount dan lain-lain .
Optical Connector adalah ujung dari fiber optic, terdapat beragam jenis tergantung dengan tipe perangkat yang terkonek
Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor.  Biasanya kabel pigtail di install di OTB (Optical Distribution Box) dan disambung / splicing dengan tarikan kabel Optic yang glondongan (Loose tube cable / Tight buffered cable
Patch cord adalah kabel fiber optic yang pada dua sisi ada konektor. Patch cord digunakan untuk menghubungkan device atau dikenal juga dengan optic jumper.
Simplex LC – LC
Simplex LC – FC
SFP ( Small-Form Plugable)
merupakan hot-pluggable tranceiver yaitu device yang men Transmit / dan me receive sinyal informasi dengan media fiber optic. SFP dipasang pada port pada modul sebuah perangkat komunikasi data / telco. Hot-plugable artinya device ini akan auto-detect saat dipasang pada perangkat. Spesikasi dari SFP bergantung pada panjang gelombang yang dibutuhkan yang berhubungan dengan jarak transmisi, besar bandwidht yang sanggup diantarkan dalam satu waktu, jenis / tipe connector (LC / SC ), dan bekerja pada single mode atau multimode.
Spesifikasi ini harus dipatuhi dalam implementasi nya, bila tidak dapat menyebabkan kerusakan pada SFP ataupun sinyal transmisi tidak dapat diterima dengan baik
  • 850 nm 550m multi-mode fiber (SX)
  • 1310 nm 10 km single-mode fiber (LX)
  • 1490 nm 10 km single-mode fiber (BS-D)
  • 1550 nm 40 km (XD), 80 km (ZX), 120 km (EX or EZX)]
  • 1490 nm 1310 nm (BX), Single Fiber Bi-Directional Gigabit SFP Transceivers

Konektor Fiber Optik


SC fiber optic connector basic structure

More than a dozen types of fiber optic connectors have been developed by various manufacturers since 1980s.  Although the mechanical design varies a lot among different connector types, the most common elements in a fiber connector can be summarized in the following picture. The example shown is a SC connector which was developed by NTT (Nippon Telegraph and Telephone) of Japan.
A SC Connector Sample

SC Connector Structure

Elements in a SC connector

1. The fiber ferrule.
SC Connector Fiber Ferrule

SC connector is built around a long cylindrical 2.5mm diameter ferrule, made of ceramic (zirconia) or metal (stainless alloy). A 124~127um diameter high precision hole is drilled in the center of the ferrule, where stripped bare fiber is inserted through and usually bonded by epoxy or adhesive. The end of the fiber is at the end of the ferrule, where it typically is polished smooth.
2. The connector sub-assembly body.
The ferrule is then assembled in the SC sub-assembly body which has mechanisms to hold the cable and fiber in place. The end of the ferrule protrudes out of the sub-assembly body to mate with another SC connector inside a mating sleeve (also called adapter or coupler).
3. The connector housing
Connector sub-assembly body is then assembled together with the connector housing. Connector housing provides the mechanism for snapping into a mating sleeve (adapter) and hold the connector in place.
4. The fiber cable
Fiber cable and strength member (aramid yarn or Kevlar) are crimped onto the connector sub-assembly body with a crimp eyelet. This provides the strength for mechanical handing of the connector without putting stress on the fiber itself.
5. The stress relief boot.
Stress relief boot covers the joint between connector body and fiber cable and protects fiber cable from mechanical damage. Stress relief boot designs are different for 900um tight buffered fiber and 1.6mm~3mm fiber cable.

How fiber optic connectors mate


Unlike electronic connectors, most fiber optic connectors don’t have jack and plug design. Instead a fiber mating sleeve (adapter, or coupler) sits between two connectors. At the center of the adapter there is a cylindrical sleeve made of  ceramic (zirconia) or phosphor bronze. Ferrules slide into the sleeve and mate to each other. The adapter body provides mechanism to hold the connector bodies such as snap-in, push-and-latch, twist-on or screwed-on. The example shown above are FC connectors with a screwed-on mechanism.

Fiber Optic Connector Types and their applications

Both examples shown above are for single fiber cable (simplex) which is easy to install. However there are also duplex and multi-fiber connector designs. Below are loosely divided family types of fiber connectors which sometimes overlap.

Standard  fiber optic connectors – 2.5mm ferrule

ST connector – simplex only, twist-on mechanism. Available in single mode and multimode.
It is the most popular connector for multimode fiber optic LAN applications . It has a long 2.5mm diameter ferrule made of ceramic (zirconia), stainless alloy or plastic. It mates with a interconnection adapter and is latched into place by twisting to engage a spring-loaded bayonet socket.
    
ST Connector                          ST Adapter (mating sleeve)


FC connector – simplex only, screw-on mechanism. Available in single mode and multimode.
FC connector also has a 2.5mm ferrule (made of ceramic (zirconia) or stainless alloy) . It is specifically designed for telecommunication applications and provides non-optical disconnect performance. Designed with a threaded coupling for durable connections. It has been the most popular single mode connectors for many years. However it is now gradually being replaced by SC and LC connectors.

SC connector – simplex and duplex, snap-in mechanism. Available in single mode and multimode.
SC was developed by NTT of Japan. It is widely used in single mode applications for its excellent performance. SC connector is a non-optical disconnect connector with a 2.5mm pre-radiused zirconia or stainless alloy ferrule. It features a snap-in (push-pull) connection design for quick patching of cables into rack or wall mounts. Two simplex SC connectors can be clipped together by a reusable duplex holding clip to create a duplex SC connector.
                              
Simplex SC Connector                                   Duplex SC Connector

                     
Simplex SC Adapter                                         Duplex SC Adapter

FDDI connector – Duplex only, multimode only.
FDDI connector utilizes two 2.5mm ferrules. The ferrules are sheltered from damage because of the fix shroud that has been constructed in the FDDI connector. FDDI connector is a duplex multimode connector designed by ANSI and is utilized in FDDI networks. FDDI connectors are generally used to connect to the equipment from a wall outlet, but the rest of the network will have ST or SC connectors.
FDDI Connector

ESCON connectors derive their name from their original application, IBM's enterprise system connection (ESCON) for mainframe computers. ESCON connectors are similar to FDDI connectors, but contain a retractable shroud instead of a fixed shroud. ESCON connectors have two 2.55 mm ceramic ferrules and a robust strain relief design.
ESCON Connector

Tipe-Tipe Kabel Fiber Optik


Terdapat dua tipe kontruksi fiber optic cable yaitu loose tube dan tight buffered.
Loose tube Cable
Kabel tipe Loose tube dirancang untuk penggunaan pada environment lingkungan yang keras diluar ruangan, misalnya ditanam dijalan-jalan, dibentangkan di tiang-tiang.  Pada Loose tube cable terdapat lumuran jel yang melapisi yang fungsinya untuk melindungi serat optik dari kelembaban dimana air dan pengembunan merupakan masalah serius. Penggunaan jel ini membuat kontruksi loose tube cable ini sangat ideal pada lingkungan dengan kelembaban tinggi (contoh ditanam didalam tanah)
Pada Loose tube cable terdapat 12 sampai 200 core per kabel.
Tight buffered Cable
Tipe kabel optic Tight-buffered diinstal untuk indoor environment dikarenakan tidak memiliki banyak lapisan pelindung seperti Loose tube cable. tipe ini  menawarkan connectability langsung dan fleksibilitas.  Umumnya menggunakan 900 micron terbuat dari plastik sebagai jaket pelindung Core dan cladding yang terbuat dari bahan acrilat.
Aplikasi dari kabel optik tipe tight buffered :
-          intrabuilding backbone
-          Horizontal distribution.
-          Patch cords and equipment cables.
Patch Cord digunakan untuk menghubungkan :
-          Optical Device (pada perangkat telekomunikasi umumnya port dengan koneksi optic menggunakan plugable port SFP)
-          Patch Panel / ODF (Optical Distribution Frame)
Dibedakan dari banyak nya cahaya yang mampu ditransmisikan dalam satu saat, kabel Fiber optik dibagi menjadi 2 tipe yitu Single Mode dan Multi Mode.

Single Mode & Multimode pada Fiber Optik

Terdapat beberapa tipe/jenis dari Fiber Optik yaitu:

Kabel single mode adalah berdiri tunggal (sebagian besar aplikasi menggunakan 2 serat) dari serat kaca dengan diameter sebesar 8,3 sampai 10 mikron yang memiliki satu cara penularan. Serat mode tunggal dengan diameter yang relatif sempit, yang hanya melalui satu modus akan menyebarkan biasanya 1310 atau 1550nm. Membawa bandwidth yang lebih tinggi dari serat multimode, tetapi membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sempit. Sinonim serat optik modus mono-, serat single-mode, single-mode Waveguide optik, uni-mode serat.
Modem serat tunggal digunakan dalam banyak aplikasi mana data dikirim pada multi frekuensi (WDM Wave-Division Multiplexing-) sehingga hanya satu kabel yang dibutuhkan - (single-mode pada satu serat tunggal)
Single-mode serat memberikan Anda tingkat transmisi yang lebih tinggi dan jarak hingga 50 kali lebih dari multimode, tetapi juga biaya lebih.Single-mode serat memiliki inti jauh lebih kecil daripada multimode. Inti kecil dan tunggal cahaya-gelombang hampir menghilangkan distorsi yang dapat hasil dari pulsa cahaya yang tumpang tindih, memberikan sinyal pelemahan paling dan kecepatan transmisi tertinggi dari setiap jenis kabel serat. 
Single-mode serat optik adalah serat optik di mana hanya yang terendah agar modus terikat dapat merambat pada panjang gelombang yang menarik biasanya 1300 sampai 1320nm.


Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.

Multi-mode kabel memiliki diameter sedikit lebih besar, dengan diameter yang umum dalam kisaran 50-ke-100 mikron untuk komponen membawa cahaya (di AS ukuran yang paling umum adalah 62.5um). Kebanyakan aplikasi yang multi-mode serat yang digunakan, 2 serat yang digunakan (WDM tidak biasanya digunakan pada multi-mode serat). POF adalah kabel berbasis plastik baru yang menjanjikan kinerja yang mirip dengan kabel kaca berjalan sangat singkat, tetapi dengan biaya yang lebih rendah.
Serat multimode memberikan Anda bandwidth tinggi pada kecepatan tinggi (10 sampai 100mbs - Gigabit ke 275m ke 2km) jarak menengah.Gelombang cahaya tersebar ke jalan banyak, atau mode, saat mereka melakukan perjalanan melalui inti kabel biasanya 850 atau 1300nm.Diameter serat multimode Khas inti 50, 62,5, dan 100 mikrometer. Namun, dalam menjalankan kabel panjang (lebih dari 3000 kaki [914,4 meter), beberapa jalur cahaya dapat menyebabkan distorsi sinyal di ujung penerima, mengakibatkan transmisi data tidak jelas dan tidak lengkap sehingga desainer sekarang panggilan untuk serat mode tunggal di aplikasi baru menggunakan Gigabit dan seterusnya.








Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi mode ini.
Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.
Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang berperan sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks dalam penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari segi harga dibandingkan dengan single mode.
Namun, teknologi ini juga membawa ketidaknyamanan bagi penggunanya. Ketika jumlah dari mode tersebut bertambah, pengaruh dari efek Modal dispersion juga meningkat. Modal dispersion (intermodal dispersion) adalah sebuah efek di mana mode-mode cahaya yang berjumlah banyak tadi tiba di ujung penerimanya dengan waktu yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Perbedaan waktu ini akan menyebabkan pulsa-pulsa cahaya menjadi tersebar penerimaannya.
Pengaruh yang ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak dapat meningkat, sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya. Para pembuat kabel fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang dibuatnya sehingga bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini menjadi paling maksimal.




Perbedaan Single Mode dengan Multi Mode

Bit rate ( Mbit/dt )
Jarak repeater multimode
Jarak repeater singlemode
140 280 420 565
30 20 15 10
50 35 33 31

Source : http://www.arcelect.com/fibercable.html
               

abcs