IEEE 802.2 ini bertugas terhadap standar wireless.
Wireless Communication
Inovasi di dalam teknologi
telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan
karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari
layanan yang fleksibel, serba mudah dan memuaskan dan mengejar efisiensi
di segala aspek.
Dari itu, teknik telekomunikasi memiliki
target untuk masa depan, yaitu mencapai sistem Future Wireless
Personal Communication (FWPC). Sistem tersebut menawarkan layanan
komunikasi dari siapa saja, kapan saja, di mana saja, melalui satu
deretan nomor sambungan yang tetap, dengan delay yang
sekecil-kecilnya, menggunakan suatu unit yang portabel (kecil, dapat
dipindah-pindahkan, murah dan hemat) dan memiliki sistem yang
kualitasnya tinggi dengan kerahasiaan yang terjamin.
Teknologi wireless memiliki
fleksibelitas, mendukung mobilitas, memiliki teknik frequency reuse,
selular dan handover, menawarkan efisiensi dalam waktu (penginstalan)
dan biaya (pemeliharaan dan penginstalan ulang di tempat lain),
mengurangi pemakaian kabel dan penambahan jumlah pengguna dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat.
Dengan semakin bertambahnya pemakaian
komputer, semakin besar kebutuhan akan pentransferan data dari satu
terminal ke terminal lain yang dipisahkan oleh satuan jarak dan semakin
tinggi kebutuhan akan efisiensi penggunaan alat-alat kantor (seperti
printer dan plotter) dan waktu perolehan data base, maka semakin tinggi
pula kebutuhan akan suatu jaringan yang menghubungkan terminal-terminal
yang ingin berkomunikasi dengan efisien. Jaringan tersebut dikenal
dengan Local Area Network (LAN) yang biasa memakai kabel atau fiber
optik sebagai media transmisinya. Sesuai perkembangan karakteristik
masyarakat seperti yang telah disebutkan di atas maka LAN menawarkan
suatu alternatif untuk komputer portabel yaitu wireless LAN (WLAN). WLAN
menggunakan frekuensi radio (RF) atau infrared (IR) sebagai media
transmisi.
Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan
hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR,
perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF.
Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena
tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya
tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commission
(FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band)
yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak
terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki
tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan
produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM,
frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1
Mbps.
Pasar yang menjadi targetnya adalah
pabrik, kantor-kantor yang mengalami kesulitan dalam pengkabelan
(seperti kantor dengan interior marmer dll), perkulakan, laboraturium,
tempat-tempat yang bersifat sementara (seperti ruang kuliah, rapat,
konfrensi dll) dan kampus. Perkiraan sementara yang dihasilkan
menunjukkan bahwa kira-kira 5-15 % pasar LAN akan dikuasi oleh WLAN.
Dengan adanya berbagai merek perangkat
keras dan lunak, maka diperlukan suatu standar, di mana
perangkat-perangkat yang berbeda merek dapat difungsikan pada perangkat
merek lain. Standar-standar WLAN adalah IEEE 802.11, WINForum dan
HIPERLAN.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
WLAN adalah :
- Data rate tinggi (>1 Mbps), daya rendah dan harga murah.
- Metode akses yaitu metode membagi kanal kepada banyak pemakai dengan aturan-aturan tertentu.
- Media transmisi yang merupakan faktor penting pada keterbatasan data rate dan memiliki teknik tersendiri, di mana bila teknik yang berhubungan dengan media transmisi (seperti teknik propagasi dalam ruangan, teknik modulasi dll) dapat diperhitungkan dengan baik maka akan dihasilkan sistem WLAN yang tangguh.
- Topologi yaitu cara dan pola yang digunakan dalam menghubungkan semua terminal.
Lapisan Fisik dan Topologi
WLAN menggunakan standar protokol Open
System Interconnection (OSI) [8]. OSI memiliki tujuh lapisan di mana
lapisan pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama ini mengatur
segala hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya
spesifikasi besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan dan daya,
interface, media penghubung antar-terminal dll. Media transmisi data
yang digunakan oleh WLAN adalah IR atau RF.
- Infrared (IR)
Infrared banyak digunakan pada
komunikasi jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR adalah remote
control (untuk televisi). Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah,
lebih bersifat directional, tidak dapat menembus tembok atau benda
gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterferensi oleh
cahaya matahari. Pengirim dan penerima IR menggunakan Light Emitting
Diode (LED) dan Photo Sensitive Diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai
media transmisi karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100-an
Mbps), konsumsi dayanya kecil dan harganya murah. WLAN dengan IR
memiliki tiga macam teknik, yaitu Directed Beam IR (DBIR), Diffused IR
(DFIR) dan Quasi Diffused IR (QDIR).
- DFIR
Teknik ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan (Gambar diatas (a)). Keunggulannya adalah tidak memerlukan Line Of Sight (LOS) antara pengirim dan penerima dan menciptakan portabilitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya yang tinggi, data rate dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko interferensi pada keadaan simultan adalah tinggi. - DBIR
Teknik ini menggunakan prinsip LOS, sehingga arah radiasinya harus diatur (Gambar 7.17.b). Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus LOS. - QDIR
Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul (Gambar 7.17.c), sehingga pola radiasi harus terarah. QDIR terletak antara DFIR dan DBIR (konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih jauh dari DBIR).
- Radio Frequency (RF)
Penggunaan RF tidak asing lagi bagi
kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun TV,
telepon cordless dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum yang
terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum
secara efisien. WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena
jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik handoff,
mendukung mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari
IR dan dapat digunakan di luar ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita
ISM (lihat tabel di bawah ini) dan memanfaatkan teknik spread spectrum
(DS atau FH).
- DS adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode Pseudonoise/PN dengan satuan chip).
- FH adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu (PN)
Tabel Pita ISM
Frekuensi Spesifikasi |
915 MHz | 2.4 GHz | 5.8 GHz |
Frekuensi | 902-928 MHz | 2400-2483.5 MHz | 5725-5850 MHz |
Bandwidth | 25 MHz | 83.5 MHz | 125 MHz |
Jangkauan transmisi | Paling jauh | 5% < 915 MHz | 205 < 915 MHz |
Pemakaian | Sangat ramai | Sepi | Sangat Sepi |
Delay | Besar | Sedang | Kecil |
Sumber Interferensi | Banyak | Sedang | Sedikit |
WLAN dengan RF memiki beberapa
topologi sebagai berikut :
- Tersentralisasi
Nama lainnya adalah star network atau
hub based. Topologi ini terdiri dari server (c) dan beberapa terminal
pengguna (Gambar topologi wlan (a)), di mana komunikasi antara terminal
harus melalui server terlebih dahulu. Keunggulannya adalah daerah
cakupan luas, transmisi relatif efisien dan desain terminal pengguna
cukup sederhana karena kerumitan ada pada server. Kelemahannya adalah
delay-nya besar dan jika server rusak maka jaringan tidak dapat bekerja.
- Terdistribusi
Dapat disebut peer to peer (Gambar
topologi wlan (b)), di mana semua terminal dapat berkomunikasi satu sama
lain tanpa memerlukan pengontrol (server). Di sini, server diperlukan
untuk mengoneksi WLAN ke LAN lain. Topologi ini dapat mendukung operasi
mobile dan merupakan solusi ideal untuk jaringan ad hoc. Keunggulannya
jika salah satu terminal rusak maka jaringan tetap berfungsi, delay-nya
kecil dan kompleksitas perencanaan cukup minim. Kelemahannya adalah
tidak memiliki unit pengontrol jaringan (kontrol daya, akses dan
timing).
Posting Komentar