Aktifkan Bintang dan Jiwamu




Berikut ini saya akan berbagi kepada saya sendiri dan kepada Anda, bagaimana menggapai impian dengan tetap menjadikan Allah sebagai tempat ikatan yang sejati, dan bukanlah impian itu yang menjadi tempat kita terikat. 

Metode yang saya gunakan adalah metode dengan akronim BINTANG.  Bintang adalah akronim dari :

B : Bedakan dirimu
I : Izinkan Ruh memimpinmu
N : Netralkan ambisimu
T : Tetapkan impianmu
A : Aktifkan 'Azzammu
N : Nikmati perjalananmu
G : Gantungkan pada Tuhanmu 

Mari kita mulai :


B : Bedakan dirimu 

Tidak mungkin Allah menciptakan makhlukNya tanpa dibekali potensi yang unik. Allah tak pernah cacat menciptakan makhlukNya, hanya pandangan manusia saja lah yang tak mampu melihat kesempurnaan ciptaanNya. Itu sebabnya, setiap orang pasti mempunyai potensi yang unik, yang membuatnya berbeda dari yang lain.

Dan potensi unik terbaik yang Allah berikan kepada kita akan kita temukan jika kita terus berjalan dengan penuh semangat di atas jalanNya, bekerja dan berkarya dalam ridhoNya. Dengan demikian, Tidak perlu ingin tampil beda agar terlihat berbeda. Tapi lakukan saja yang terbaik, maka kita akan tampil beda dan mengesankan.


I : Izinkan Ruh memimpinmu 

Tubuh kita terdiri dari Jasad dan Ruh, atau dari Jasmani dan Ruhani. Jika ibarat Mobil, maka Ruh adalah Pemilik sekaligus Driver utama dari Mobil tersebut, sedangkan Jasad adalah bentuk fisik dari Mobilnya. Sedangkan Otak dan Hati adalah sebagai penumpangnya, atau "driver bayaran" untuknya.

Orang yang cerdas, adalah orang yang menjadikan Ruh pada dirinya sebagai pemilik sekaligus driver utama bukan sebagai driver bayaran atau hanya penumpang atau hanya sebagai fisik mobilnya. Ruh tidak harus menyetir sendiri mobilnya. Mungkin saja yang menyetir bisa giliran, kadang Otak atau kadang Hati, yang penting sang Ruh tetap mengendalikan Otak dan Hati.

Sedangkan orang yang kurang cerdas adalah orang yang mengabaikan instruksi dari Ruh titipan-Nya, ia seringkali hanya terbawa emosi (hati) atau terbawa pikirannya (otak). Dan yang lebih parah lagi adalah ketika pikiran dan hatinya tak lagi mampu menguasai diri dan menguasai mobilnya, sehingga terjadilah kecelakaan yang tak diinginkan.


N : Netralkan ambisimu 

Ambisi adalah kehendak Anda yang kuat atas keiniginan-keinginan yang bersifat duniawi. Kita tak mungkin bisa menetralkan ambisi kita kalau kita tak memiliki ambisi. Lha, apa yang mesti dinetralkan jika tak ada yang perlu dinetralkan. Itu sebabnya milikilah sebuah  atau beberapa ambisi, lalu akuilah kepada Allah bahwa itulah ambisi Anda, sehingga Anda berdo'a padaNya agar tercapai ambisi Anda tersebut. Setelah itu netralkanlah, janganlah kita terikat kepada Ambisi kita, dan rasakahlah kehadiran Allah secara penuh.


T : Tetapkan impianmu 

Setelah Anda menetralkan Ambisi Anda, maka kini saatnya Anda menetapkan Impian Anda. Ambisi lebih dekat kepada "keinginan" sedangkan Impian lebih dekat kepada "Kebutuhan". Jangan sampai Anda terbias antara keinginan dan kebutuhan. Jika itu hanya sekedar keinginan maka netralkanlah tapi jika itu adalah sebuah kebutuhan maka usahakanlah dengan seantusias dan setuntas mungkin.

Milikilah impian, hanya orang-orang yang memiliki impianlah yang sadar bahwa impiannya telah tercapai sehingga ia lebih mudah untuk bersyukur kepada Allah SWT.


A : Aktifkan 'Azzammu 

'Azzam adalah tekad kuat untuk mencapai impian. Menetapkan impian saja tidaklah cukup jika tidak diiringi Azzam yang kuat, yakni azzam yang diiringi oleh Tawakkal yang penuh kepada Allah SWT. Aktifkan azam Anda, bulatkan tekad Anda. Impian yang kuat harus diiringi tekad yang bulat.


N : Nikmati perjalananmu 

Orang biasa hanya mampu menikmati hasil dari perjalanan, sedangkan orang luar biasa mampu menikmati proses dari perjalanan tersebut.

Setelah tekad Anda bulat maka berjalanlah dengan cepat menuju impian Anda. Gunakan "jalan tol" agar Anda lebih cepat sampai kepada apa yang Anda impikan. Jalan tol adalah jalan bebas hambatan, jalannya mulus dan kendaraannya sedikit. Namun sayang, sekarang di jalan Tol pun sudah macet. Salah satu cara terbaik agar di jalan tol tidak macet maka harga tiket masuk harus dinaikkan berlipat-lipat dan jalan harus semakin dipermulus dan dibeton dengan kuat.

Bayangkan jika harga tiket masuk tol jagorawi mencapai Rp. 100.000 per mobil, maka kondisi jalan tol jagorawi akan semakin bebas hambatan. Nah, harga tiket masuk itu ibarat "sedekah" Anda, dan semakin banyak Anda sedekah maka semakin besar peluang Anda sampai kepada tujuan karena semakin sedikit kendaraan yang masuk ketol dan semakin besar peluang agar jalan tol yang berlubang segera diperbaiki. Jalan tol yang berlubang adalah ibarat "dosa-dosa" kita. Dengan sedekah yang banyak, maka kita sedang menambal-dosa-dosa kita.


G : Gantungkan pada Tuhanmu 

Dan terakhir, gantungkanlah segala sesuatunya kepada Allah SWT. Tugas kita sebagai manusia adalah berusaha dengan sepenuh kemampuan kita, sedangkan hasil itu adalah hak dari Allah SWT. Namun, karena kita yakin bahwa Allah itu MAHAADIL dan MAHABIJAKSANA maka sangatlah tidak mungkin Allah menzalimi hamba-hambaNya dengan cara memberikan hasil akhir yang buruk padahal hambaNya sudah melakukan proses yang baik dan benar dengan sepenuh jiwa dan raganya.

Bukan gantungkan cita-citamu setinggi langit, tapi gantungkanlah cita-citamu kepada Allah yang menguasai langit dan bumi. Bukan Ta' kawal tapi Tawakkal, bukan Ber-resah tapi Ber-serah.


Ter-IKAT

Kualitas Jiwa kita sangat tergantung dari kemana saja "Perasaan" dan "Pikiran" kita Terikat. Tidak masalah berapa besar masalah yang Anda alami, tapi yang terpenting adalah sejauh mana kemampuan Anda untuk Tidak Terikat terhadap masalah Anda tersebut.

Allah seringkali menguji hamba-hambaNya yang mengaku beriman kepadaNya. Iman terkait erat dengan Aqidah. Aqidah artinya ikatan. Itu sebabnya orang yang beriman akan diuji sejauh mana keterikatannya kepada Allah dan segenap peraturanNya dengan cara dihadirkannya berbagai masalah kehidupan kepadanya.

Sejatinya, masalah itu dihadirkan agar kita lebih terikat lagi kepada Allah, bukan malah "asyik masyuk" terikat dengan berbagai masalah, lalu menjadikan Allah sebagai tempat menumpahkan kekesalan.

Jika masalah hadir dan lalu kita malah terikat dengan masalah tersebut, yakni perasaan dan pikiran kita menjadi seringkali terfokus kepada masalah tersebut, maka sungguh kita telah tertipu. Masalah hadir bukanlah untuk diberikan perhatian yang berlebihan, tapi masalah hadir agar kita mulai memperhatikan Allah dengan cara yang lebih baik, lalu memperhatikan kebersihan jiwa kita.

Semakin kotor jiwa kita dan semakin jauh kita dari Allah, maka semakin kuatlah MAGNET jiwa kita untuk mengikat berbagai masalah kehidupan yang negatif dari sekitar kita. Bahkan saking kuatnya, kita pun turut MENGIKAT permasalahan yang sebenarnya dijatahkan untuk orang lain. Dengan demikian, masalah kita menjadi sangat besar melebihi kapasitas kemampuan kita dikarenakan kita telah menjadi Super Magnet Negatif di Kehidupan ini.

Masalah hadir hanyalah sebagai amanah dariNya. Amanah berasal dari kata "Amuna" (Jujur) yang juga menurunkan kata "Amaanu" (Aman-Tentram), "Iimaanu" (Percaya-Yakin) dan "Mu'minu" (Orang yang Yakin). Amanah adalah Jujur, terpercaya dan mengamankan atas berbagai hal yang dititipkanNya kepada kita.

Itu sebabnya, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang "Tidak Amanah", yakni orang-orang yang "Tidak Jujur", "Tidak Mengamankan", "Tidak Terpercaya", "Tidak Percaya", dan "Tidak Mempercayakan" ketika kita dihadapkan dengan berbagai masalah.

Kita harus yakin bahwa masalah hanyalah amanah, bukan untuk diikatkan di jiwa kita, masalah adalah masalah, kita adalah kita...

Kita harus Jujur bahwa masalah yang hadir adalah pantas untuk kita, hadir karena kita banyak dosa yang perlu dibersihkan....

Kita harus Mengamankan masalah ini, jangan sampai masalah ini tersebarluas ke lingkungan kita....

Kita harus menjadi pribadi Terpercaya, yakni Percaya bahwa kita mampu menyelesaikan masalah ini dalam kekuatanNya...

Kita pun harus Percaya bahwa Allah tidak mungkin salah mengirimkan masalah ini untuk kita...

Kita harus mempercayakan sepenuhnya masalah ini kepada Allah sebab DIA lah yang Maha Memberikan Solusi....

Sehingga, keterikatan kita kembali hanyalah kepada Allah SWT... tugas kita adalah berikhtiar dengan tetap bertawakkal... yakni berikhtiar dengan aksi yang dahsyat sebab dipondasikan atas ikatan yang kuat kepada Allah SWT... dengan demikian, semoga gelar "Al-Amin" yang disandang oleh Rosulullah Shollallahu'alaihiwasallam mulai "menitis" dalam kehidupan kita... semakin mendekati keimanan yang sempurna...

Sahabatku, kita seringkali dihidupkan dan dihadapkan dengan berbagai masalah agar kita selalu hidup dan siap menghadap dihadapanNya kelak. Dengan washilah masalah itulah yang tetap membuat kita bertahan di jalan yang benar dan bertuhan kepada Tuhan yang benar...

Lepaskan ikatan yang tidak perlu...
Dan ikatkan diri kita hanya kepada Allah SWT...

Lepaskan...
Maafkan....
Tarik nafas..... hembuskan.... lepaskan.... maafkan.....lepaskan....maafkan....
dan serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT...
Astaghfirullaahal 'azhiim....


Wallahu a'lam
Kang Zain
www.cahaya-semesta.com

0 Responses

Posting Komentar

abcs